Siapkan Bekal Untuk Kegiatan Tutorial by Functionaries (TBF)
Demi
menunjang kegiatan Tutorial by Functionaries (TBF) yang akan dilaksanakan
setelah acara NEMA,
STEC IAIN Kudus mengadakan sebuah pelatihan yang dikenal dengan nama TTBL
(Training and Tutorial By Lecturer)
selama 2 hari berbasis online.
TTBL
adalah suatu kegiatan yang di desain agar pengurus STEC menguasai kemampuan
linguistics dalam berbahasa inggris (terutama materi dalam guidence book)
sekaligus punya keterampilan dalam menyampaikan materi secara maksimal yang
akan diimplementasikan dalam kegiatan STEC selanjutnya yaitu TBF (Tutorial By
Functionaries). Acara TTBL ini dimaksudkan untuk me-break down guidence book
untuk pengurus STEC yang nantinya akan di ajarkan langsung oleh pengurus STEC
kepada member-member baru STEC pada TBF.
Manager
of STEC, Miss Arnetta, dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara TTBL ini dikombinasi dengan kegiatan TOT di mana dalam kegiatan TTBL ini para pengurus STEC
akan dibekali oleh learner by lecturer dan diharapkan STEC harus mempunyai SDM
yang berkualitas untuk kedepannya. "Jika ingin menjadi great tutor, kita
harus menjadi great learner terlebih dahulu," ujarnya di
sela-sela sambutannya. Chief of TTBL, Miss Arina, juga berpesan dalam
sambutannya bahwa "Gunakan kesempatan sebaik-baiknya. Ambil kesempatan di
manapun berada".
Di
hari pertama TTBL, para pengurus STEC dibekali materi tentang Part of Speech
and Active & Passive Voice oleh Mr. Misbahul Munir serta Tenses and
Conditional Sentences oleh Mr Naja. Dalam pertemuan itu, Mr Munir berharap everybody
can learn something, not only learn the material but also learn how to teach
and how to delivered the material well.
Di
akhir penjelasannya, ia juga
memberikan beberapa masukan untuk buku guidance book ini, di antaranya bisa
menambahkan aktif excercise, menambahkan contoh-contoh pada setiap materi,
menyesuaikan materi sesuai level, dan lain sebagainya. "Guru itu mengajar,
guru yang baik memotivasi, guru terbaik menginspirasi, because Educating the
mind without educating the hearts is no education at all ~ Aristotle",
itulah akhir kata dari Mr Munir.
Dalam
waktu yang terbatas tersebut, Mr Naja juga memberikan penjelasannya terkait Tenses
and Conditional Sentences. “Tenses” dalam bahasa arab hampir
sama seperti fiil madhi-fi'il mudhari. Dalam kesempatan tersebut juga
ada banyak partisipan yang bertanya kepada kedua speaker tersebut. Satu
pernyataan unik menurut Mr Naja terkait tipe conditionals, di mana tipe
ini jarang kepakai dalam soal grammar manapun dan juga tidak pernah ditanyakan
dalam soal toefl.
Di
hari kedua TTBL, kita diberi materi mengenai Speaking oleh Mrs. Suciati
M. Pd. dan How to Teaching English in Pandemic Era oleh Miss April Dwi
Lestari. Sesi pertama diisi oleh Miss Suci, Miss Suci menjelaskan problem yang
sering dihadapi ketika berbicara dengan bahasa Inggris, diantaranya karena
kurangnya persiapan, lemah dalam vocabulary, ketidak percayaan diri, salah
dalam penggucapan (pronunciation), grammatical error, kurangnya latihan
dan lain sebagainya.
Miss
Suci menekankan “first learning process in studying speaking the point is
you speak up, just say what you want to say,”
yang terpenting adalah understandable atau dapat dipahami masalah grammar yang
salah itu bisa diperbaiki. Poin utama dalam speaking adalah speak up dan being
confident. Beberapa aplikasi untuk speaking yang disarankan Miss Suci,
diantaranya ada Cake, Hello Talk, Elsa, Hallo, Duolingo, SpeakNative, dan
Ablo.
Sesi
kedua kita belajar bagaimana cara mengajar yang baik dipandu oleh Miss April.
Saat mengajar harus ada opening yang baik, Miss April memberikan 3 contoh
kegiatan yang bisa dilakukan saat opening, pertama tanyalah mengenai kabar hari
ini, kemudian memberi daily quote, dan ajaklah untuk berbagi pengalaman.
Opening sebagai pendekatan antara pengajar dan diajar, dengan menanyakan kabar
mereka, meminta mereka berbagi pengalaman atau menayakan hal yang mereka sukai,
interaksi kecil seperti ini membantu sekali dalam membentuk relationship
antara pengajar dan yang diajar.
Masuk
ke Main Teaching, ada 3 teknik yang dijaskan Miss April yaitu, pertama dengan Total
Physical Response (TPR), teknik ini lebih ke penggunaan fisik atau body
language, pemerhatian intonasi suara dan ekspresi, biasanya kegiatan mengajar
mengunakan media kartu-kartu yang berisi gambar. Teknik yang kedua adalah GTM (Grammar,
Translation, Method) dimana kita belajar mengenai vocab, pronunciation,
grammar dan translation. Teknik yang ketiga merupakan kebalikan dari GTM yaitu
DM (Direct Method) yang memfokuskan pada “How to Communicate in The
Target Language” dengan membiarkan yang diajar berbicara apa saja dalam
bahasa Inggris dan jangan koreksi mereka.
Dan
terakhir ada Closing atau penutup, disini yang dilakukan adalah check
understanding / pemahaman dari awal sampai akhir, reflaxtive thinking,
questioning yang berpusat pada apa yang telah diajarkan, state a key point,
one word untuk mengecek yang didapat oleh siswa, motivating, what you
feel, evaluasi dari yang mengajar, ucapkan maaf, berterima kasih, dan
berdoa.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam mengajar yaitu pertama penampilan,
berpenampilanlah yang baik, rapi dan sopan. Kedua materi, dengan memperhatikan
writing style, material sequences, teaching media. Ketiga adalah performance,
bagaimana kita menjelaskan, membuat eye contact dan memperhatikan body language
saat mengajar. Keempat yaitu manajemen waktu dalam opening, main teaching,
dan closing.
Miss
April diakhir penjelasannya memberikan kutipan dari K.H. Maimun Zubair, “Ketika
melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hari teruji
kesabarannya, namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak
akan manrik tangan kita menuju surga,”
dan juga kutipan dari Aristotle, “Educating the mind without educating the
heart is no educating at all.” (Ima & Fika)
Editor: Hayis
Komentar
Posting Komentar